Di tengah gemerlap kehidupan Balikpapan, terdapat sebuah tradisi yang mengundang decak kagum, tradisi Bebuang dari suku Bugis. Meskipun jauh dari tanah asalnya di Sulawesi Selatan, tradisi ini tetap dijaga dengan cermat dan dipraktikkan dengan penuh kebanggaan oleh komunitas Bugis di kota ini.
Bebuang, yang mirip dengan larung saji dalam budaya Jawa, memberikan sentuhan unik dalam pesta perayaan. Namun, apa yang membuatnya menonjol adalah kesederhanaannya yang memesona. Menu yang disajikan, seperti ketan kuning, ketan hitam, dan ketan putih, dipadu dengan lezatnya pisang, telur, serta buaya putih berbahan tepung, menciptakan aroma dan cita rasa yang menggoda selera.
Namun, puncak dari keindahan tradisi Bebuang terletak pada momen di mana satu ekor ayam putih, sebagai simbol kesucian dan keberanian, dilepaskan bersama dengan sesaji lainnya ke lautan yang tenang atau sungai yang mengalir. Melihat kesatuan antara manusia dan alam, serta ritual yang sarat makna ini, membuat hati setiap penonton terenyuh dan merasa terhubung dengan keagungan alam semesta.
Bagi masyarakat Balikpapan, tradisi Bebuang bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah pengingat akan kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui tradisi ini, kota ini tidak hanya menjadi pusat perkembangan ekonomi, tetapi juga menjadi penjaga dan penjalin keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan mengagumkan.